Dalam perawatan luka, penggunaan oli bekas atau air liur masih sering diasumsikan oleh masyarakat Indonesia, meskipun praktik ini sebenarnya tidak disarankan dari segi medis dan farmasi. Menurut Apoteker Dr. Lusy Noviani, MM, penggunaan kedua bahan tersebut dapat membahayakan luka. Air liur, meskipun diyakini mempercepat penyembuhan, sebenarnya dapat menyebabkan infeksi karena membawa bakteri yang berisiko masuk melalui luka. Sedangkan penggunaan oli, meskipun diyakini dapat mendinginkan luka, sebenarnya dapat mempersulit tenaga medis untuk melihat luka dengan jelas dan memperparah kondisi pasien.
Mitos-mitos seputar perawatan luka seperti penggunaan oli dan air liur tetap menjadi tantangan dalam dunia kefarmasian dalam memberikan edukasi pada masyarakat. Apoteker seharusnya memberikan edukasi yang tepat mengenai penanganan luka serta melakukan pemeriksaan yang baik sebelum memberikan obat kepada pasien. Apoteker perlu memastikan kondisi luka pasien serta faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti alergi atau komorbiditas, sebelum memberikan penanganan yang sesuai. Inisiatif untuk memberikan edukasi yang akurat dan pemeriksaan yang cermat merupakan langkah penting dalam memastikan perawatan luka yang tepat bagi pasien.










