Bahaya Bullying Verbal di Medsos: Psikolog Peringatkan Tidak Dianggap Remeh

Mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra, mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai dua gedung kampus karena dugaan sering di-bully oleh teman-temannya. Setelah kematian Timothy, banyak mahasiswa mengejek dan menuliskan komentar keji mengenai korban di grup WhatsApp angkatan. Ini menunjukkan betapa tragisnya nasib Timothy dijadikan bahan candaan oleh teman-temannya.

Psikolog Tika Bisono menegaskan bahwa perundungan verbal sama berbahayanya dengan bentuk perundungan lainnya. Di era media sosial, bullying verbal bisa memberikan dampak negatif yang lebih besar karena mudahnya orang berkomentar secara bebas. Pelaku bullying mungkin sedang menghadapi masalah pribadi yang tersembunyi sehingga melemparkan kemarahan kepada orang lain, seperti yang terjadi pada korban Timothy.

Perundungan verbal tidak boleh dianggap remeh karena bisa berdampak buruk pada korban, bahkan menimbulkan gangguan psikologis yang serius. Penting bagi orang tua untuk mempersiapkan mental anak-anak agar tangguh dan tidak mudah terpengaruh bully. Universitas Udayana juga perlu bertindak tegas kepada pelaku bullying dengan memberikan sanksi agar kasus serupa tidak terulang. Investigasi mendalam juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah psikologis yang mungkin dialami oleh korban sebelumnya.

Source link