Manfaat Ber-KB Dalam Tanggung Jawab Bersama

Ketua Tim Kerja Provider KB Pria Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, Raymon Nadeak, menegaskan bahwa kebutuhan kontrasepsi atau keluarga berencana (KB) bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga laki-laki atau suami. Raymon mengatakan bahwa kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan dalam pengasuhan, tetapi juga keputusan bersama untuk menentukan KB yang sesuai dalam keluarga. Hal ini termasuk pentingnya kesadaran akan KB pria, seperti penggunaan kondom atau metode operasi pria (vasektomi).

Namun, data pemutakhiran tahun 2024 menunjukkan bahwa partisipasi pria dalam KB di Indonesia masih rendah, di mana hanya sekitar 2,45 persen menggunakan kondom dan 0,16 persen menggunakan vasektomi. Raymon menyoroti bahwa perbaikan harus dilakukan dalam permintaan atau kebutuhan masyarakat, pasokan layanan medis KB, dan peningkatan regulasi terkait KB. Kerja sama antara Kemendukbangga/BKKBN, UNFPA, dan Kementerian Kesehatan dilakukan untuk melatih dokter umum agar dapat memberikan layanan vasektomi.

Tantangan yang dihadapi termasuk kurangnya tenaga medis yang berkualifikasi dalam melakukan vasektomi, serta ketidaksesuaian regulasi terkait KB di tingkat lokal dan nasional. UNFPA juga aktif mendorong keterlibatan laki-laki dalam program KB untuk mempromosikan kesetaraan gender dan tanggung jawab bersama dalam keluarga. Di Indonesia, kerja sama antara UNFPA, pemerintah, Kemenkes, dan BKKBN dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan keluarga berencana bagi laki-laki, termasuk metode vasektomi tanpa pisau.

Source link