Kementerian Kesehatan telah mengumumkan bahwa per Maret 2025, sebanyak 356.638 orang dengan HIV atau ODHIV telah ditemukan, mencakup 63 persen dari total estimasi 564 ribu ODHIV yang seharusnya ditemukan pada tahun 2025. Hal ini dilakukan untuk memberikan penanganan yang tepat. Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, sekitar 67 persen sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen di antaranya telah tersupresi virusnya. Namun, tantangan dalam menemukan kasusnya masih ada.
Untuk mencapai target mengakhiri epidemi AIDS dan IMS pada 2030, Kementerian Kesehatan menetapkan target 95-95-95, di mana 95 persen ODHIV mengetahui status penyakitnya, 95 persen mengikuti pengobatan AntiRetroViral (ARV), dan 95 persen berhasil tersupresi virusnya. Selain itu, ada juga target Three Zeroes, yaitu nol infeksi baru, nol kematian akibat AIDS, dan nol stigma dan diskriminasi. Lebih lanjut, upaya untuk menemukan dan menangani lebih banyak ODHIV serta IMS menjadi fokus dengan memacu pencegahan, surveilans, penanganan kasus, serta promosi kesehatan.
Publik diimbau untuk menerapkan langkah pencegahan dengan formula ABCDE, mencakup abstinen, setia pada pasangan, penggunaan kondom, menghindari narkoba, dan edukasi. Pentingnya pemeriksaan kesehatan juga diutarakan, serta perlunya pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV dan IMS melalui edukasi dan pelatihan bagi tenaga kesehatan serta publik secara umum. HIV dan IMS adalah masalah kesehatan bukan masalah moral, yang dapat memengaruhi segala usia dan lapisan masyarakat. Oleh karena itu, perlunya pendekatan yang lebih humanis dalam menghadapi kondisi tersebut.