Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami serangkaian letusan selama delapan hari menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Catatan aktivitas vulkanik tersebut mencakup 110 kali letusan, 175 gempa hembusan, 77 tremor harmonik, sembilan gempa low frequency, dan berbagai jenis gempa lainnya. Badan Geologi mencatat tinggi kolom erupsi Gunung Lewotobi mencapai 500-3500 meter dengan warna abu yang kelabu.
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, hasil pengamatan visual menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan, dengan sinar api masih terlihat di sekitar puncak gunung. Selain itu, terdapat endapan material lava dan lahar di sejumlah area di sekitar Gunung Lewotobi. Turunnya jumlah gempa hembusan mengindikasikan tekanan dalam gunung yang semula lemah telah berubah menjadi kuat, menyebabkan erupsi lebih sering terjadi.
Muhammad Wafid juga memperingatkan adanya potensi ledakan langsung searah dari gunung ke sejumlah arah tertentu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah gempa letusan yang terjadi dalam periode tertentu. Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diminta untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya seperti banjir lahar hujan dan abu vulkanik, serta untuk tidak melakukan aktivitas di radius enam kilometer dari pusat erupsi gunung. Upaya pencegahan dan siaga dini sangat ditekankan untuk menjaga keselamatan masyarakat dan pengunjung.