RSV Bisa Picu Asma Pada Anak di Kemudian Hari, Ini Penjelasannya
Respiratory Syncytial Virus (RSV) dapat menjadi penyebab penyakit bronkiolitis yang mengganggu tumbuh kembang pada anak. Infeksi bronkiolitis akibat RSV dapat menyebabkan penyempitan paru-paru dan kontraksi saluran napas, meningkatkan risiko terkena asma di kemudian hari. Dokter Spesialis Anak, Dr. Ian Suryadi Suteja, menjelaskan bahwa RSV merupakan penyakit yang menyebabkan gejala lower respiratory tract infection (LRTI), seperti sesak napas, masalah paru-paru, dan kadar oksigen rendah.
Virus RSV dapat menyerang seluruh kelompok usia, namun bayi yang prematur dan di bawah dua tahun termasuk yang paling rentan. Faktor risiko seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, penyakit jantung bawaan, dan keadaan medis lainnya seperti down syndrome dapat membuat anak lebih rentan terhadap infeksi RSV yang berat.
Infeksi RSV yang parah pada anak kecil atau bayi dapat mengganggu tumbuh kembangnya dengan dampak yang dapat berlangsung jangka panjang. Selain itu, efek jangka panjang dari infeksi RSV juga bisa meningkatkan risiko terkena asma di masa depan. Dokter Ian menekankan pentingnya orang tua waspada terhadap gejala infeksi RSV pada anak, seperti batuk yang persisten dan kesulitan napas, serta mengobati asma dengan tepat jika gejala tersebut muncul.
Dengan memahami potensi risiko yang ditimbulkan oleh RSV pada anak-anak, orang tua dapat lebih proaktif dalam mengantisipasi dan mengelola infeksi ini guna melindungi tumbuh kembang anak secara optimal. Tanpa rencana pengobatan yang sesuai, risiko jangka panjang dari infeksi RSV dapat meningkat, memberikan beban penyakit yang lebih besar pada anak. Oleh karena itu, pengetahuan dan kewaspadaan terhadap gejala serta penanganan infeksi RSV sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak.










