Ketua Direktorat Diseminasi Informasi dan Sosial Media DPP PSI, Dian Sandi Utama, menegaskan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), atau lebih dikenal dengan nama Whoosh, tidak merugi tetapi masih belum mencapai target yang diinginkan. Menurut Dian, proyek ini masih memerlukan waktu untuk mencapai titik balik modal karena merupakan transportasi publik berskala besar. Selain itu, Dian juga menekankan bahwa proyek transportasi publik memiliki manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang tidak bisa diukur secara langsung dengan angka.
Namun, utang proyek KCJB telah menimbulkan kontroversi sejak awal, terutama karena proyek ini tidak termasuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030 dan ditolak oleh Mantan Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, karena kekhawatiran tidak dapat dilunasi. Dikabarkan bahwa PT PSBI, yang merupakan anak usaha KAI dan pemegang saham terbesar di PT KCIC, mengalami kerugian signifikan pada tahun 2024 dan semester I-2025.
Anis Byarwati, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, sudah sejak awal memperingatkan bahwa kebijakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebaiknya ditinjau ulang. Hal ini terkait dengan adanya potensi kerugian yang terus berlanjut dan penyesuaian terhadap target yang belum tercapai. Artikel ini merujuk pada sumber yang mencakup pandangan dari berbagai pihak terkait polemik seputar proyek KCJB.












