Ponsel telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, dr. Baibing Cheng, seorang dokter spesialis neurologi, mengingatkan bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada fungsi otak. Dia menyarankan agar orang-orang membatasi waktu mereka menatap layar ponsel untuk memberi waktu istirahat yang cukup bagi otak.
Survei yang dilakukan oleh Institute of Practitioners in Advertising menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa menghabiskan sekitar 3 jam 21 menit setiap hari menggunakan ponsel mereka. Meskipun ponsel memberikan kemudahan, terlalu sering melakukan aktivitas menggulir layar bisa berdampak buruk pada otak.
Dopamin adalah zat kimia dalam otak yang membuat kita merasa senang. Saat kita menggulir media sosial seperti Instagram atau TikTok, otak kita menerima dopamin dalam jumlah kecil. Namun, terlalu sering mencari gratifikasi instan ini dapat mengganggu otak untuk fokus pada tugas yang memerlukan konsentrasi jangka panjang.
Kebiasaan terus-menerus menggulir layar ponsel juga dapat mengganggu kerja otak dalam mengatur fokus dan konsentrasi. Akibatnya, kemampuan kreativitas dan perhatian bisa menurun. Selain itu, terpapar konten eksternal secara terus-menerus dapat mematikan jaringan otak yang berperan saat seseorang merenung atau berpikir mendalam, sehingga kreativitas bisa terhambat.
Desensitisasi emosional juga merupakan dampak negatif dari terlalu sering menggulir layar ponsel. Menonton konten media sosial secara cepat dan berganti-ganti dapat mengganggu kemampuan otak dalam merespons emosi secara alami, sehingga dapat membuat seseorang kurang peka terhadap perasaan orang lain.
Stimulasi visual yang berlebihan juga dapat meningkatkan tingkat kecemasan seseorang. Setelah berjam-jam menggulir layar ponsel, tubuh bisa merasa cemas dan lelah secara mental. Dr. Cheng menyarankan agar kita memberi otak kita waktu untuk beristirahat dan menyarankan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menggulir layar ponsel.










