Risiko Kehamilan Usia Muda: Bahaya untuk Ibu dan Bayi

Kabar tentang kehamilan seringkali menyenangkan, namun usia ibu saat mengandung sangat berpengaruh dalam perkembangan kehamilan. Kehamilan pada usia remaja dapat membawa risiko kesehatan tinggi, baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Upik Anggraheni Sp.OG, menjelaskan bahwa kehamilan pada usia remaja, khususnya di bawah 20 tahun, tidak disarankan karena tingginya risiko komplikasi yang bisa terjadi.

Menurut dr Upik, pada usia di bawah 20 tahun, tubuh dan kondisi kesehatan reproduksi seorang wanita belum mencapai kematangan optimal yang diperlukan untuk menjalani kehamilan dan persalinan dengan risiko minimal. Hal ini dapat membawa risiko Disproporsi Sefalopelvik (CPD), yaitu ketidaksesuaian antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu. Selain itu, kehamilan usia muda juga berisiko tinggi terhadap komplikasi seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan yang dapat berkembang menjadi preeklamsia.

Selain itu, kekurangan nutrisi, terutama zat besi, pada ibu remaja juga dapat berdampak pada kelahiran bayi prematur, cacat bawaan, dan stunting pada bayi di kemudian hari. Hal ini karena kehamilan meningkatkan kebutuhan nutrisi secara signifikan, dan kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia yang berisiko pada kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Dengan adanya risiko komplikasi yang tinggi, dr Upik menekankan pentingnya perawatan prenatal dini dan rutin pada ibu hamil usia muda. Selain itu, edukasi mengenai nutrisi yang tepat, gaya hidup yang sehat, manajemen stres, dan rencana persalinan yang aman juga sangat penting. Dukungan emosional, finansial, dan logistik dari orang tua, keluarga, atau pasangan juga menjadi faktor kunci untuk menjaga keselamatan ibu dan janin selama kehamilan yang berisiko.

Source link