Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo di Kertanegara 74, Jakarta Selatan, dipertanyakan oleh analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa). Hensa menilai bahwa pertemuan tersebut tidak sekadar silaturahmi biasa, tetapi kemungkinan membahas isu-isu sensitif yang tengah hangat diperbincangkan, seperti tuduhan ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan kunjungan kontroversial Abu Bakar Ba’asyir ke kediaman Jokowi. Meskipun hubungan akrab antara Prabowo dan Jokowi sudah dikenal, Hensa menyatakan bahwa situasi politik sebelum dan sesudah pertemuan tersebut membuatnya terasa tidak biasa. Dari demo besar hingga reshuffle kabinet, serta permintaan Jokowi kepada relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode, semua menjadi latar belakang yang menimbulkan kecurigaan di kalangan publik.
Pemanggilan dua menteri oleh Prabowo setelah pertemuan, yaitu Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto, juga menjadi sorotan Hensa. Ia menyoroti bahwa timing pemanggilan tersebut menimbulkan kecurigaan di tengah isu ijazah Gibran dan kunjungan kontroversial Ba’asyir. Semua kejadian tersebut, menurut Hensa, menjadi alasan mengapa masyarakat menduga adanya pembicaraan penting antara Prabowo dan Jokowi.
