Perayaan HUT Ke-80 Mahkamah Agung: Keindahan Seni Wayang Kulit

Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80, Mahkamah Agung (MA) RI menggelar Pagelaran Wayang Kulit “1 Layar 4 Dalang” dengan Lakon “Banjaran Kokrosono” di Gedung Mahkamah Agung. Acara ini melibatkan seluruh satuan kerja peradilan di Indonesia secara hybrid dan sudah menjadi tradisi selama lima tahun terakhir. Titik puncak acara adalah penampilan 4 Dalang terkemuka, salah satunya adalah Hakim Agung Prof Dr Yanto SH MH (Ki Yanto) yang tidak hanya dikenal sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai kreator budaya handal.

Ki Yanto telah lama menjadi dalang di berbagai acara nasional, termasuk peringatan hari besar dan forum-forum kebudayaan bergengsi. Kedekatannya dengan Kapolri membuatnya sering menjadi Dalang dalam perayaan HUT Bhayangkara, sebuah tradisi yang sangat diantisipasi. Melalui setiap penampilannya, Ki Yanto tidak hanya melestarikan seni wayang kulit tetapi juga menyisipkan pesan-pesan hukum, keadilan, dan kebajikan yang relevan bagi masyarakat, mendapatkan apresiasi yang luas.

Kehadiran sejumlah pimpinan negara, termasuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Ketua MA Prof Dr Sunarto SH MH, menunjukkan apresiasi tinggi terhadap seni wayang sebagai medium pendidikan karakter. Lakon “Banjaran Kokrosono” yang dipentaskan memiliki makna filosofis mendalam, menceritakan perjuangan seorang tokoh dalam menegakkan kebenaran dan kehormatan.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk tokoh peradilan dan instansi terkait lainnya serta berbagai profesi sebagai dalang termasuk Ki Bagong Darmono SH MH, Ki Sri Kuncoro Brimob, dan Ki Purbo Asmoro SKar MHum. Melalui pagelaran ini, Mahkamah Agung berusaha merenungkan peran dan komitmen dalam menciptakan peradilan yang bersih, transparan, dan melayani dengan sepenuh hati. Hal ini juga menunjukkan bahwa penegakan hukum tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan, dan sinergi keduanya akan menjaga peradaban dan kedaulatan negara.

Source link

Exit mobile version