Infertilitas masih menjadi tantangan besar di dunia kesehatan reproduksi, dengan diperkirakan 1 dari 6 pasangan mengalami kesulitan untuk hamil di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, angka infertilitas mencapai 10–15 persen pada pasangan usia subur. Salah satu metode yang sering dipilih untuk penanganan infertilitas adalah Intrauterine Insemination (IUI), di mana sperma yang telah diproses dimasukkan ke dalam rahim saat ovulasi. Meskipun prosedur ini dianggap sederhana dan lebih terjangkau dibandingkan In Vitro Fertilization (IVF), tingkat keberhasilan IUI berkisar antara 10–20 persen tergantung pada berbagai faktor seperti usia, kualitas dan jumlah sperma, kondisi rahim, dan saluran tuba.
Dalam sebuah simposium dan seminar bertajuk “Ilmu di Balik Proses Kehamilan” yang diselenggarakan oleh Smart Fertility Clinic di Jakarta, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, menjelaskan bahwa program bayi tabung (IVF) memang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, dengan pemeriksaan yang komprehensif dan mild ovarian stimulation, biaya yang dikeluarkan dapat sedikit dikurangi. Prof. Budi Wiweko juga menambahkan bahwa masa prakehamilan seringkali diabaikan padahal sangat penting dalam program kehamilan. Nutrisi seimbang, suplementasi tambahan, dan manajemen emosi merupakan faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan kehamilan.
Dalam sesi diskusi bertema Sexual and Reproductive Health in Men, Dr. dr. Rahmawati Thamrin, seorang Dokter Spesialis Andrologi, menekankan pentingnya peran pria dalam isu fertilitas. Hampir 50 persen kasus infertilitas dipengaruhi oleh faktor pria, namun edukasi tentang hal ini masih minim. CEO Smart Fertility Clinic, dr. Laura Leandra Setiawan, menegaskan pentingnya peningkatan pengetahuan dan kolaborasi dalam memajukan dunia fertilitas terutama di Indonesia. Melalui berbagai acara dan aktivitas, diharapkan tenaga medis dapat saling belajar, berdiskusi, dan memperluas pemahaman dalam menangani isu fertilitas untuk membuka jalan menuju penanganan reproduksi yang lebih holistik dan terjangkau.