Swedia telah menjadi negara pertama yang berhasil mencapai tingkat perokok di bawah 5 persen dan dinyatakan bebas asap rokok setelah menerapkan metode Pengurangan Risiko Tembakau (THR). Dalam konteks ini, ahli kesehatan Arifandi Sanjaya menilai bahwa penerapan metode THR menjadi pilihan yang efektif dalam membantu perokok untuk berhenti merokok. Arifandi menekankan pentingnya edukasi dan dukungan ekonomi untuk mendorong perokok teredukasi untuk beralih dari kebiasaan merokok. Pendekatan THR bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan terkait produk tembakau bagi perokok yang tidak dapat berhenti secara tiba-tiba. Produk alternatif dengan penggunaan uap dan perasa yang meniru sensasi merokok dapat membantu perokok dalam proses transisi menuju berhenti merokok. Dukungan pemerintah dalam penyusunan regulasi yang mendukung pengenalan opsi alternatif dan edukasi tentang produk tembakau juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan implementasi THR. Di Indonesia, upaya untuk menekan jumlah penggunaan produk tembakau terus dilakukan dengan optimalisasi program Upaya Berhenti Merokok (UBM) dan monitor konsumsi produk tembakau. Menyadari bahwa faktor risiko terhadap rokok dapat mempengaruhi bonus demografi Indonesia, pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan tidak terpapar risiko rokok.
Metode Tobacco Harm Reduction: Mitos atau Fakta?

Read Also
Recommendation for You
Pentingnya gaya hidup sehat semakin terabaikan oleh masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan banyak…
Josepha, seorang perawat berusia 28 tahun, memutuskan untuk meninggalkan kenyamanan kota besar dan memilih untuk…
Pelukis Gadis Dharsono, putri dari Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono,…
Mempersiapkan liburan selalu menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang. Namun, di tengah kegembiraan merencanakan…
Desainer Indonesia, Nila Baharuddin, telah meluncurkan koleksi tas handmade eksklusif di Jepang dengan membuka pop-up…