Polemik internal di Partai Amanat Nasional (PAN) semakin memanas dengan kritik pedas yang dilontarkan oleh Jengiskan, seorang kader muda PAN dari Banten. Menurutnya, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, lebih condong kepada pendekatan transaksional daripada ideologis dalam membangun partai. Jengiskan menilai Zulkifli Hasan sebagai seorang pedagang politik yang lihai berdagang pengaruh, menggambarkannya sebagai figur yang piawai dalam memperjualbelikan loyalitas ke atas dan membangun pengaruh ke bawah dengan harga yang pas. Berdasarkan analisisnya, kekuatan Zulkifli Hasan tidak didasarkan pada gagasan besar, melainkan kemampuannya dalam membangun dan mengelola jaringan distribusi kekuasaan di internal partai. Lebih dari 70 persen struktur partai di daerah kabarnya dikendalikan oleh loyalis Zulkifli Hasan berdasarkan hubungan transaksional dan loyalitas struktural, bukan karena kapasitas kepemimpinan atau gagasan yang dibangun. Jengiskan juga menyoroti gaya manajemen konflik yang pragmatis dan berorientasi pada jangka pendek yang diterapkan Zulkifli Hasan.
Pilihan Zulhas: Nego atau Tersapu? Tips Mendapatkan Kesepakatan Terbaik

Read Also
Recommendation for You

Sebagai seorang akademisi dan pengamat politik, Rocky Gerung telah menyampaikan pesannya kepada Wakil Presiden, Gibran…

Politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, mengeluarkan tanggapan terhadap pernyataan kontroversial dari…

Wacana mengenai pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak dapat dipisahkan dari aspek konstitusional yang…

Polemik internal di Partai Amanat Nasional (PAN) semakin memanas dengan kritik pedas yang dilontarkan oleh…

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan siap membantu Bawaslu Kota Palopo menghadapi sengketa Pilkada…