Setelah menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun, angka stunting di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kini mengalami lonjakan. Prevalensi stunting pada tahun 2024 mencapai 33 persen, naik 6,6 persen dari tahun sebelumnya. Data yang disampaikan oleh Kepala Dinas P2KB Sigi, Riadin Lahido, menunjukkan bahwa penurunan angka stunting sebelumnya ternyata tidak berlanjut pada tahun 2024. Beberapa faktor sosial juga diduga mempengaruhi peningkatan angka stunting, seperti pernikahan dini yang masih tinggi dan partisipasi masyarakat ke posyandu yang perlu ditingkatkan.
Selain Sigi, empat kabupaten/kota lain di Sulawesi Tengah juga mengalami peningkatan angka stunting pada tahun 2024. Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah menargetkan penurunan angka stunting secara bertahap menuju nol kasus. Namun, tantangan infrastruktur dan kondisi geografis yang sulit mengakses daerah pegunungan menjadi hambatan dalam mencapai target tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan angka stunting di Kabupaten Sigi adalah ketimpangan infrastruktur, terutama di wilayah pegunungan yang sulit dijangkau oleh masyarakat.
Meskipun angka stunting di Sigi sempat menurun pada tahun-tahun sebelumnya, peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2024. Ini menjadi sinyal penting bahwa strategi baru dalam penanganan stunting perlu segera diimplementasikan di daerah ini. Dengan begitu, diharapkan angka stunting di Kabupaten Sigi dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah dapat ditekan secara efektif.