Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan akan bahaya rokok elektronik, terutama yang menghadirkan beragam perisa. Meskipun terlihat lebih modern dan sering dianggap lebih aman daripada rokok tembakau konvensional, rokok elektronik sebenarnya mengandung zat berbahaya yang sama. Berbagai perisa seperti buah-buahan, mint, dan rasa makanan penutup memang menarik, terutama bagi kalangan muda, namun tidak mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa iklan rokok elektronik di media sosial sering kali menyesatkan, mencitrakan rokok tersebut sebagai pilihan yang lebih aman dibanding tembakau konvensional. Namun, kenyataannya kandungan keduanya sama-sama berbahaya, termasuk nikotin yang terdapat di dalamnya. Rasa unik yang ditawarkan oleh rokok elektronik mengandung zat adiktif dan berbahaya bagi kesehatan, yang sering tertutupi dengan sensasi perisa tersebut.
Menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kemenkes memilih tema “Mengungkap Daya Tarik Produk Tembakau dan Nikotin yang Menyesatkan” untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penggunaan produk tembakau termasuk rokok elektronik. Melalui tema ini, diharapkan taktik industri tembakau untuk membuat produknya terlihat menarik, khususnya bagi generasi muda, dapat terbongkar. Selain itu, hal ini juga merupakan dukungan pemerintah terhadap program global WHO, MPOWER, yang menyatukan berbagai komponen untuk pengendalian tembakau.