Putus Minum Obat TBC: Picu Kuman Kebal?

Mengakhiri Pengobatan Tuberkulosis (TBC) dengan Benar

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Nastiti Kaswandani, memberikan peringatan tentang bahaya mengakhiri pengobatan TBC secara tiba-tiba. Selain mengakibatkan ketidaksembuhan, hal ini juga dapat membuat kuman menjadi kebal terhadap obat. Dalam kondisi Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO), obat anti-tuberkulosis yang diberikan pertama kali mungkin tidak lagi efektif membunuh kuman Mycobacterium tuberculosis di tubuh pasien.

Pasien TB RO harus menjalani pengobatan yang lebih lama dan menyusahkan, berpotensi menularkan kuman kebal obat ke orang lain dalam prosesnya. Untuk mencegah kejadian TB RO, pasien TBC harus melanjutkan pengobatan hingga selesai, menjaga konsistensi minum obat sesuai standar yang ditentukan. Ketidaksesuaian dalam minum obat, seperti lupa atau memuntahkan, dapat membahayakan dan memicu resistensi obat.

Ketika terjadi ketidaksesuaian dalam pengobatan, pasien disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mengevaluasi kondisi. Dokter akan menilai persentase obat yang sudah diminum dan memberikan penanganan yang sesuai. Selama pengobatan, pasien TBC juga perlu memperhatikan efek samping yang mungkin muncul, terutama yang terkait dengan kesehatan hati.

Dokter akan melakukan pemantauan intensif pada pasien TBC selama dua bulan pertama pengobatan. Penting bagi pasien untuk mematuhi petunjuk dokter dan menjalani proses pengobatan hingga selesai untuk mencegah dampak jangka panjang. Dengan penanganan yang tepat, pasien TBC dapat sembuh total tanpa efek yang berkelanjutan.

Source link