Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah aktif menggunakan berbagai platform media sosial sejak dilantik pada 20 Februari 2025. Dedi memiliki jumlah pengikut yang tinggi di Instagram dan Youtube, menunjukkan keaktifannya dalam berbagai kegiatan di Jawa Barat. Melalui platform tersebut, Dedi sering membagikan momen saat blusukan dan menyelesaikan permasalahan di berbagai tempat.
Akibat keaktifan Dedi di media sosial, ia dikenal sebagai ‘gubernur konten’. Meskipun demikian, Dedi tidak keberatan dengan panggilan tersebut dan malah menunjukkan bahwa belanja iklan Pemprov Jabar menurun setelah ia aktif di media sosial. Menurut pakar komunikasi politik, Dedi menggunakan pendekatan personalistik dalam komunikasi politiknya untuk memimpin Jawa Barat.
Dalam hal ini, Dedi dianggap berhasil menyesuaikan pola komunikasi dengan masyarakat Jawa Barat, yang sebagian besar merupakan generasi muda dan aktif secara digital. Meskipun gaya komunikasi politiknya mirip dengan Jokowi, Dedi lebih fokus pada media digital berbasis narasi personal yang lebih interaktif. Meski demikian, pendekatan komunikasi Dedi juga menimbulkan potensi dampak buruk jika terlalu terjebak dalam simbolisme kepemimpinan.
Sejumlah pakar juga berpendapat bahwa Dedi perlu lebih cermat dalam mengunggah konten-konten di media sosial ke depan. Mereka menekankan pentingnya mengedepankan unsur substansi dalam kepemimpinan dan menyarankan agar Dedi terus konsisten dalam upaya mendongkrak elektabilitasnya melalui media sosial. Dengan demikian, Dedi diharapkan dapat membangun citra kepemimpinan yang profesional, akuntabel, dan otentik untuk masyarakat Jawa Barat.