Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat ada 363 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengalami kesulitan baik dalam membaca dengan lancar (TLM) maupun tidak bisa membaca sama sekali (TBM). Sekretaris Disdikpora Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, 155 siswa masuk dalam kategori TBM dan 208 siswa masuk dalam kategori TLM. Total seluruh siswa SMP di Kabupaten Buleleng mencapai 34.062 orang, sehingga presentase siswa yang mengalami kesulitan membaca tersebut hanya sekitar 0,011 persen.
Para siswa yang mengalami kesulitan membaca tersebut tersebar di 60 sekolah SMP swasta dan negeri di Buleleng. Faktor yang menyebabkan sulitnya para siswa membaca antara lain kurangnya motivasi belajar, pembelajaran yang tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan dari keluarga atau orang tua. Disdikpora Kabupaten Buleleng telah mengimplementasikan program-program untuk mengatasi masalah ini, seperti pendampingan khusus selama enam bulan ke depan untuk para siswa SMP. Selain itu, program pendataan untuk siswa SD sebelum memasuki SMP juga dilakukan untuk memastikan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan menghitung.
Langkah-langkah antisipasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada siswa, memberikan pelatihan kepada guru, serta melakukan penilaian melalui program layanan disabilitas untuk memetakan tingkat potensi siswa dan menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan berbagai program ini, diharapkan siswa di Kabupaten Buleleng dapat mengatasi kesulitan membaca dengan lebih baik di masa yang akan datang.