Belum lama ini, pelantikan organisasi kemasyarakatan (Ormas) PERISAI SI menimbulkan reaksi dari aktivis Syarikat Islam (SI) karena adanya kesalahan informasi yang disampaikan ke publik. H.M. Edwin Irmansyah, atau yang akrab disapa Buya, Plt. Ketua Umum Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), menegaskan bahwa PERISAI sebenarnya didirikan oleh PSII pada tahun 1965, bukan tahun 1923 atau 1930 seperti yang diklaim oleh PERISAI SI yang baru saja dilantik. Buya juga menekankan bahwa PERISAI masih beroperasi hingga saat ini tanpa mengalami perubahan, dengan cabang dan wilayah yang tetap ada di seluruh Indonesia di bawah kepemimpinan Chandra Halim sebagai Ketua Umum.
Sementara itu, mantan Ketua Umum PERISAI, Amir Lagona, memastikan bahwa sejak berdiri pada tahun 1965 oleh Mayjen Anwar Tjokroaminoto, PERISAI senantiasa mendukung kebijakan pemerintah. Menurut Amir Lagona, PERISAI selalu loyal dan patuh terhadap pemerintah karena tujuan awal pendiriannya adalah untuk melawan ancaman ideologi komunis bersama Panglima Utama Harsono Tjokroaminoto (Mantan Menteri Muda Pertahanan). Dengan demikian, loyalitas PERISAI kepada bangsa dan negara tidak boleh diragukan.
Pernyataan tersebut kemudian diperkuat oleh Aulia Tahkim Tjokroaminoto, yang menegaskan bahwa sejarah PERISAI menjadi bukti eksistensinya dalam menghadapi ancaman ideologi eksternal. Hal ini menggambarkan betapa kuatnya pendirian dan komitmen PERISAI dalam mempertahankan keutuhan bangsa dan negara melalui dukungan terhadap kebijakan pemerintah.
