Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersama Gubernur Tennessee, Bill Lee, telah membentuk satuan tugas khusus untuk memberantas kejahatan di Memphis, Tennessee. Langkah ini diambil setelah kota tersebut mengalami peningkatan kasus perampokan, penembakan, dan pencurian kendaraan. Trump menegaskan komitmennya untuk memperbaiki situasi di Memphis dan melibatkan berbagai lembaga penegak hukum seperti Garda Nasional, FBI, ICE, ATF, serta Departemen Kehakiman. Meskipun program serupa di wilayah lain dinilai berhasil menurunkan tingkat kriminalitas, Wali Kota Memphis, Paul Young, menentang rencana tersebut dengan alasan bahwa tingkat kejahatan di kota telah menurun tanpa campur tangan federal.
Menurut data FBI tahun 2024, Memphis memiliki tingkat kejahatan yang cukup tinggi dengan 2.501 kasus kejahatan kekerasan per 100.000 penduduk, membuatnya masuk dalam daftar prioritas Trump bersama dengan kota-kota lain seperti Chicago, St. Louis, New Orleans, dan Baltimore. Meskipun dianggap berhasil di Washington DC dengan penangkapan ribuan orang dan penyitaan ratusan senjata api ilegal, kebijakan ini juga menuai kritik dari beberapa pihak. Banyak warga menolak kehadiran pasukan Garda Nasional di kota, sementara pakar hukum meragukan legalitas penggunaan militer di wilayah sipil. Hingga saat ini, situasi di Memphis terus menjadi perhatian utama pemerintahan Trump dalam upaya memberantas kejahatan.