Berita  

Kontroversi Megawati Desak Prabowo Singkirkan Buzzer

Demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius karena ruang publik politik yang semakin didominasi oleh buzzer dan relawan politik di luar sistem formal demokrasi. Menurut Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, kerusakan demokrasi ini dapat dipahami melalui konsep “Tragedy of the Commons” di mana ruang publik yang dipakai secara tidak terbatas akan mengalami kerusakan. Fenomena ini juga terjadi pada ruang publik intangible, seperti demokrasi dan arus informasi.

Didik menjelaskan bahwa arus informasi yang cepat telah menyebabkan sistem demokrasi mengalami kelelahan dan kerusakan parah. Fungsi kontrol dan keseimbangan menjadi rusak karena aspirasi politik tidak lagi muncul dari hati nurani, melainkan dari mesin bot yang dioperasikan oleh buzzer politik. Selama satu dekade terakhir, teknologi AI dimanfaatkan oleh negara untuk kepentingan politik sempit dengan memanfaatkan buzzer dan relawan.

Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, juga menyuarakan kekhawatiran terkait kondisi ini dengan menegaskan pesannya kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan praktik buzzer yang dapat menimbulkan perpecahan. Kesadaran akan rusaknya demokrasi menjadi semakin mendesak dengan peran buzzer dan relawan politik yang semakin dominan dalam merekayasa opini masyarakat.

Source link

Exit mobile version