Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merayakan sepuluh tahun perjuangan dengan menggelar Kongres pertamanya di Graha Saba Buana, Surakarta, Solo. Suasana pagi dipenuhi semangat saat ribuan kader berkumpul untuk menjadi saksi momen bersejarah, yaitu penentuan Ketua Umum PSI melalui Pemilu Raya internal yang demokratis. Acara pembukaan Kongres menjadi istimewa dengan hadirnya Jeffrie Geovanie, Ketua Dewan Pendiri PSI, yang memberikan pidato reflektif tentang sejarah dan nilai-nilai partai tersebut.
Dalam pidatonya, Jeffrie menegaskan bahwa PSI bukanlah hasil dari tokoh besar atau dana besar, melainkan tumbuh dari keyakinan kuat akan perubahan. Partai ini lahir dari para pemimpi yang melakukan diskusi mendalam tentang masa depan bangsa, pendidikan, dan pemilihan politik yang lebih sehat. Ia menceritakan bagaimana sekelompok profesional muda pasca-Pilpres 2014 merasa gelisah dengan dominasi elite politik.
Jeffrie juga menyebutkan beberapa pendiri awal PSI seperti Krisnadi (eks CEO SMRC), Raja Juli Antoni, dan Isyana Bagoes Oka yang awalnya enggan terlibat dalam politik. Meskipun Jeffrie sudah menikmati masa pensiun di Singapura, namun ia terus dibujuk oleh para inisiator PSI untuk kembali berkiprah. Kongres pertama PSI ini menjadi momentum penting dalam perjalanan partai yang tumbuh dari semangat dan visi para reformis politik muda.