Sistem ideologi komunisme dan sosialisme seringkali disamakan karena fokus pada kepemilikan bersama dan pemerataan kesejahteraan, namun memiliki perbedaan mendasar dalam struktur pemerintahan, kepemilikan aset, dan kebebasan individu. Komunisme menolak kepemilikan pribadi atas alat produksi, sedangkan sosialisme memungkinkan dalam batas tertentu. Komunisme umumnya berbentuk satu partai tanpa kompetisi politik, sementara sosialisme diterapkan dalam sistem demokrasi multi-partai. Negara sosialis seperti India, Sri Lanka, Portugal, Tanzania, dan Guinea-Bissau menekankan fungsi sosial negara tanpa menghilangkan kebebasan politik dan kepemilikan pribadi.
Perbedaan utama antara komunisme dan sosialisme terletak pada kepemilikan aset, struktur pemerintahan, distribusi kekayaan, dan kebebasan individu. Negara yang masih menganut komunisme antara lain Tiongkok, Kuba, Vietnam, Laos, dan Korea Utara dengan sistem satu partai dan kepemilikan aset oleh negara atau komunitas. Sementara itu, negara sosialis seperti India, Sri Lanka, Portugal, Tanzania, dan Guinea-Bissau mengintegrasikan prinsip sosialisme dalam sektor ekonomi dan kesejahteraan sosial dengan tetap menjaga kebebasan politik.
Meskipun sering disalahartikan, komunisme dan sosialisme memiliki perbedaan prinsipil yang mempengaruhi struktur pemerintahan dan kebijakan ekonomi. Komunisme menekankan kontrol penuh oleh negara dan penghapusan kepemilikan pribadi, sementara sosialisme cenderung lebih demokratis dan fleksibel dalam mengatur kepemilikan serta kebijakan sosial. Hingga kini, komunisme bertahan di beberapa negara, sementara sosialisme tetap relevan dan berkembang melalui pendekatan yang beragam dalam sistem pemerintahan dan ekonomi.