Indonesia masih menghadapi permasalahan serius terkait kualitas udara, yang menjadi salah satu faktor pencemaran lingkungan terbesar bersama dengan masalah sampah plastik, limbah makanan, dan pengelolaan limbah. Menurut laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2024, Indonesia menempati peringkat ke-15 dalam tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan konsentrasi PM2,5 mencapai 35,5 μg per meter kubik. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk inisiatif Health Provider yang fokus pada kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satunya adalah melalui Net Zero Emission (NZE) di pabrik Ajinomoto di Mojokerto dan Karawang. Upaya ini melibatkan penggunaan bio-massa sebagai pengganti batu bara untuk mesin boiler, dengan harapan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan.
Direktur PT Ajinomoto Indonesia, Samsul Bakhri, menjelaskan bahwa upaya Net Zero Emission juga dilakukan melalui penggunaan panel surya di pabrik-pabrik mereka. Selain pengurangan emisi karbon, perusahaan juga fokus pada bisnis yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik dalam produk-produk mereka, memperkuat pengelolaan dan daur ulang sampah plastik, serta menerapkan praktik ekonomi sirkular. Langkah-langkah ini melibatkan kolaborasi dengan perusahaan rintisan dan organisasi masyarakat, serta pengajakan karyawan untuk turut serta dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik. Melalui inisiatif ini, Ajinomoto berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat Indonesia.