Kanker Langka Meningkat di Kalangan Milenial: Data Terbaru

Kanker usus buntu, salah satu jenis kanker yang jarang terjadi, saat ini mengalami peningkatan yang signifikan di kalangan milenial dan generasi X. Menurut penelitian terbaru dari Vanderbilt University Medical Center, jumlah kasus penyakit ini telah meningkat tiga kali lipat pada milenial dan empat kali lipat pada generasi X. Data dari program SEER milik National Cancer Institute menunjukkan tren yang mengkhawatirkan ini, dengan satu dari tiga pasien kanker usus buntu didiagnosis sebelum usia 50 tahun. Hal ini menegaskan pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap gejala penyakit ini.

Walaupun kanker usus buntu termasuk dalam kategori langka, hanya terjadi 1-2 kasus per juta jiwa setiap tahun di AS, deteksi dini tetap menjadi kunci penting karena seringkali diagnosis baru ditegakkan pada tahap yang sudah parah. Kanker ini berkembang di usus buntu dan terdapat dua jenis utama, yaitu kanker epitel usus buntu dan kanker neuroendokrin. Gejala kanker usus buntu pada tahap awal seringkali tidak terlihat, namun seiring perkembangan penyakit, gejala seperti nyeri perut, kembung, benjolan, mual, dan cepat kenyang saat makan dapat muncul.

Tingkat kelangsungan hidup untuk kanker usus buntu berkisar antara 10 hingga 63 persen dalam lima tahun, tergantung pada jenis dan stadium penyakit. Penanganan kanker ini meliputi operasi pengangkatan usus buntu dan kemoterapi. Tim peneliti mendorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kanker usus buntu serta meningkatkan edukasi baik bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat mengenai penyakit ini.

Source link