Aroma memiliki daya tarik yang lebih dari sekadar harum, karena mampu menyimpan kenangan dan emosi dalam kehidupan kita. Hal ini disebabkan karena aroma bekerja langsung pada sistem limbik di otak, yang merupakan pusat kendali emosi dan memori. Sehingga, satu hirupan aroma bisa membawa kita kembali ke momen-momen penting dalam hidup, seperti masa kecil, rumah lama, atau cinta pertama. Selain itu, wewangian juga bisa menjadi narasi personal yang menggambarkan kisah hidup seseorang. Seperti halnya KIRITHRA dari SAFF & Co., yang menggabungkan aroma madu Sidr hingga Sulawesi Patchouli untuk menceritakan perjalanan hidup dari awal yang manis hingga akhir yang membekas.
Setiap aroma juga memiliki identitas dan nilai tertentu, seperti KIRITHRA yang terinspirasi dari dewi Yunani, Melissa. Wewangian ini tidak hanya tentang aroma semata, tetapi juga mengandung pesan tentang feminin, siklus hidup, dan warisan spiritual. Aroma juga bisa menjadi ekspresi diri dan bahkan jembatan antargenerasi, di mana aroma yang sama bisa digunakan oleh berbagai generasi sebagai kenangan yang abadi. Hal ini terbukti dengan konsep “embun pertama dunia” yang dihadirkan oleh KIRITHRA.
Lebih dari itu, aroma juga mendorong koneksi yang lebih dalam dengan alam, terutama jika wewangian tersebut berbasis bahan alami seperti madu, bunga, dan kayu. Dalam kasus KIRITHRA, program pelestarian lebah dan kolaborasi dengan komunitas peternak madu lokal semakin memperkuat hubungan dengan alam. Tidak hanya itu, sebotol parfum juga bisa menjadi arsip kenangan personal, yang ketika dicium akan membawa kita kembali ke momen-momen berharga dalam hidup. Dengan melibatkan berbagai industri, diharapkan acara seperti ini dapat menggerakkan dan memajukan industri parfum secara bersama-sama.
