Perbandingan Rokok Konvensional, Vape, & Produk Bebas Asap

Dalam beberapa dekade terakhir, rokok konvensional telah menjadi sumber utama permasalahan kesehatan global. Namun, perkembangan teknologi telah menghadirkan alternatif yang lebih inovatif: produk bebas asap seperti vape, tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Peralihan dari asap ke uap kini menjadi perbincangan serius di ranah kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks strategi Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction.

Rokok konvensional bekerja melalui proses pembakaran tembakau yang menghasilkan asap penuh senyawa kimia berbahaya. Zat-zat seperti tar, karbon monoksida, dan ribuan bahan kimia lainnya—banyak di antaranya bersifat karsinogenik—dihasilkan dalam jumlah besar saat rokok dibakar. Satu-satunya cara yang sebelumnya diandalkan untuk mengurangi dampak kesehatan dari kebiasaan merokok adalah dengan memperkuat kebijakan pengendalian tembakau agar rokok menjadi semakin tidak menarik.

Seiring waktu, teknologi menghadirkan solusi berupa produk tembakau bebas asap. Bentoel Group dalam peringatan Hari Vape Sedunia menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transisi menuju dunia bebas asap. Produk tersebut tidak melalui proses pembakaran. Sebagai gantinya, mereka menghasilkan aerosol (uap) yang mengandung nikotin tetapi jauh lebih sedikit zat berbahaya dibandingkan asap rokok biasa.

Negara-negara seperti Swedia, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Selandia Baru telah menerapkan pendekatan Tobacco Harm Reduction. Hasilnya, prevalensi merokok di negara-negara ini menurun secara signifikan, bahkan lebih cepat dibanding negara yang hanya mengandalkan larangan dan kampanye berhenti merokok. Swedia menjadi contoh nyata efektivitas pendekatan Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction. Para ilmuwan memperkirakan bahwa sebanyak 3,5 juta nyawa dapat diselamatkan dalam satu dekade ke depan apabila Uni Eropa berhasil mencapai hasil yang sama seperti Swedia.

Dengan lebih dari 60 juta perokok, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengurangi prevalensi merokok. Namun, para ilmuwan meyakini bahwa jika pendekatan berbasis pengurangan risiko diterapkan secara efektif, hasilnya bisa sangat signifikan. BAT meyakini bahwa pendekatan Pengurangan Risiko Tembakau merupakan salah satu peluang terbesar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Kingsley Wheaton, Chief Corporate Officer BAT Group, menekankan pentingnya regulasi yang seimbang dan perlindungan konsumen.

Source link