Tumpukan sampah setinggi hampir dua meter menjamah Jalan Otista Raya di Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, secara signifikan dalam beberapa hari terakhir. Limbah pasar dan rumah tangga mendominasi gunungan sampah ini, mengganggu pandangan dan kenyamanan warga yang melintas dan beraktivitas di sekitar pasar. Aroma tak sedap menguar dari tumpukan sampah tersebut, namun tampaknya warga tetap membuang sampah ke lokasi tersebut. Seorang petugas kebersihan pasar, Udin (70), mencatat bahwa tumpukan sampah mulai muncul sejak Lebaran. Udin menyalahkan kondisi lahan di TPA Cipeucang, Serpong, yang tidak memadai sebagai penyebab menumpuknya sampah di Ciputat.
Pola pengangkutan sampah terganggu akibat dugaan korupsi yang menimpa dua pejabat petinggi DLH Tangsel. Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menjelaskan bahwa kesenjangan dalam pengangkutan sampah terjadi setelah dua pejabat DLH terlibat dalam kasus korupsi. Dalam mengatasi masalah ini, Benyamin telah menunjuk pelaksana tugas baru di DLH dan memerintahkan mereka untuk menangani penumpukan sampah dengan bantuan truk angkutan sampah yang dimiliki Pemkot Tangsel. Benyamin juga menyadari keterbatasan daya tampung TPA Cipeucang dan merencanakan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik PSEL sebagai solusi jangka panjang. Semua upaya ini dilakukan untuk mengatasi persoalan tumpukan sampah yang semakin kronis di Ciputat, Tangsel.
