Jaksa Cecar Kode Terkait Vonis Ronald Tannur

Hakim nonaktif Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Erintuah Damanik, telah disebutkan pernah menggunakan kode ‘satu pintu’ kepada dua hakim anggota yang menangani kasus pembunuhan dengan terdakwa Gregorius Ronald Tannur (31), yaitu Mangapul dan Heru Hanindyo. Kode tersebut diduga terkait dengan penerimaan uang suap dari pengacara Ronald Tannur bernama Lisa Rachmat. Informasi tersebut terungkap saat Mangapul dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Dalam persidangan, jaksa menanyakan kepada Mangapul tentang pernyataan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menyinggung soal kode ‘satu pintu’ yang disampaikan oleh Erintuah Damanik. Mangapul memberikan jawaban singkat terkait hal tersebut. Selanjutnya, jaksa meminta penjelasan lebih lanjut mengenai konteks ‘satu pintu’ yang dimaksud, dimana Mangapul menjelaskan bahwa pernyataan tersebut disampaikan setelah dua kali musyawarah dalam penanganan kasus tersebut.

Kasus ini melibatkan dugaan suap sejumlah Rp1 miliar dan Sin$308.000 yang diduga diterima oleh Erintuah Damanik, Mangapul, dan Heru Hanindyo untuk mengurus perkara terdakwa Gregorius Ronald Tannur. Tindak pidana tersebut diyakini terjadi antara bulan Januari hingga Agustus 2024. Akhirnya, Ronald Tannur divonis dengan pidana lima tahun penjara setelah putusan bebas yang dikeluarkan oleh Erintuah Damanik di PN Surabaya dibatalkan oleh MA dalam tingkat kasasi.

Selain itu, Erintuah Damanik juga didakwa menerima gratifikasi berupa uang rupiah dan mata uang asing, sedangkan Heru Hanindyo dan Mangapul juga disebut menerima penerimaan yang tidak sah menurut hukum. Kasus ini sangat kontroversial dan masih menjadi sorotan di masyarakat setelah pengadilan mengungkapkan praktik korupsi di tubuh lembaga peradilan.

Source link