Ketua Umum Federasi SP BUMN Bersatu, Arief Poyuono, mengungkapkan bahwa para pelaku korupsi di dalam skandal Pertamina telah mengumpulkan modal besar untuk merencanakan pengambilalihan kekuasaan pada Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2029. Total kerugian negara dalam kasus ini diperkirakan mencapai hampir Rp1.000 Triliun, sebuah angka yang sangat besar.
Menurut Arief Poyuono, dana yang disalahgunakan dalam kasus oplosan Pertalite mencapai Rp1000 Triliun, dan para pelaku korupsi tersebut telah memiliki modal yang cukup besar untuk mempengaruhi hasil Pemilu 2029. Dia juga menyebut bahwa membeli partai politik memerlukan dana sekitar Rp10 Triliun, sementara biaya kampanye mencapai Rp20 Triliun.
Saat ini, ada sembilan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selama periode 2018-2023. Kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun per tahun, atau total hampir Rp1.000 Triliun dalam lima tahun.
Kasus ini melibatkan berbagai aspek, termasuk ekspor minyak mentah, impor bahan bakar minyak (BBM) melalui pihak ketiga. Arief Poyuono menegaskan bahwa skandal ini adalah sebuah ancaman serius terhadap integritas dan stabilitas negara.
