Surat Izin Mengemudi (SIM) memiliki peranan penting bagi pengemudi kendaraan bermotor di Indonesia. SIM tidak hanya sebagai tanda bukti legal untuk mengemudikan kendaraan, tetapi juga sebagai indikasi bahwa pemegangnya telah memenuhi syarat untuk mengemudikan jenis kendaraan tertentu. Di Indonesia, SIM dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis kendaraan yang boleh dikemudikan. Hal ini penting untuk menjaga keselamatan di jalan raya serta memastikan bahwa pengemudi memiliki keterampilan yang sesuai dengan jenis kendaraan yang mereka kendalikan.
Terdapat berbagai kategori dalam sistem penggolongan SIM di Indonesia, yang mengatur kendaraan yang dapat dioperasikan oleh pengemudi. Mulai dari SIM A untuk mobil pribadi hingga SIM C untuk sepeda motor, setiap golongan memiliki ketentuan dan syaratnya masing-masing. Selain itu, ada juga SIM khusus untuk penyandang disabilitas yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan mereka, serta SIM internasional untuk Warga Negara Asing (WNA).
Memahami penggolongan SIM ini sangat penting, bukan hanya untuk kepatuhan hukum namun juga untuk meningkatkan keselamatan berkendara di jalan raya. Golongan SIM berdasarkan jenisnya dibagi menjadi SIM kendaraan bermotor (ranmor) perseorangan dan SIM ranmor umum. Terdapat lima jenis SIM yang memiliki fungsi berbeda, yang diatur dalam Peraturan Kepolisian Indonesia (Perpol) Nomor 2 Tahun 2023.
Setiap jenis SIM memiliki spesifikasi dan batasan berbeda, mulai dari SIM A untuk roda empat hingga SIM C untuk sepeda motor. SIM B untuk kendaraan bermotor berat dan SIM D untuk kendaraan khusus bagi penyandang disabilitas. Ada pula SIM internasional yang wajib dimiliki oleh WNA yang ingin mengemudi di Indonesia. Dengan memahami ketentuan ini, pengemudi dapat memastikan bahwa mereka memegang SIM yang sesuai dengan jenis kendaraan yang mereka kendalikan.
