FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Rencana presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk membentuk klub presidensial menuai beragam tanggapan. Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardan Ali Sera turut memberikan respons terhadap hal tersebut.
Mardani menyatakan bahwa ada ketegangan yang terjadi di antara presiden-pesiden yang masih hidup, seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan presiden saat ini, Joko Widodo.
“Ide Prabowo untuk membentuk klub presidensial dinilai sebagai upaya untuk meredakan ketegangan tersebut. Sehingga para tokoh negara tersebut memiliki tempat untuk berkolaborasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mardani berharap bahwa klub presidensial ini dapat menjadi wadah bagi anggotanya untuk memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.
“Klub presidensial ini juga dapat memberikan peran kebangsaan bagi mantan presiden yang memiliki jasa yang besar. Niatnya baik,” katanya.
Namun, Mardani juga menegaskan bahwa Indonesia menerapkan sistem presidensial di mana presiden memiliki hak prerogatif yang kuat.
“Harapannya adalah bahwa klub presidensial ini tidak akan mengganggu prinsip dasar dari sistem presidensial yang ada di Indonesia, di mana presiden memiliki hak prerogatif,” jelasnya.
Wacana pembentukan klub presidensial ini pertama kali diungkapkan oleh Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak. Dahnil menyatakan bahwa klub tersebut akan diisi oleh mantan presiden yang masih hidup.
Prabowo berharap bahwa klub ini dapat menjadi tempat bagi mantan presiden untuk bertemu secara rutin dan berdiskusi mengenai masalah-masalah strategis bagi negara melalui pertemuan tersebut.
