Berita  

Peluang PDIP dan PKS untuk Menjadi Oposisi Dinilai Besar

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Ardli Johan Kusuma, menganggap bahwa PDI Perjuangan dan PKS memiliki peluang menjadi oposisi selama periode pemerintahan 2024-2029.

Ardli berpendapat bahwa kedua partai tersebut memiliki potensi untuk tetap berada di luar pemerintahan, mengingat sejarah mereka sebagai kekuatan oposisi.

“Bagi PDIP dan PKS, masih mungkin bagi mereka untuk tetap sebagai oposisi mengingat kedua partai ini pernah berperan sebagai oposisi,” ujar Ardli, Jumat, seperti dilansir dari ANTARA.

Ia menyoroti bahwa PDIP menjadi oposisi saat era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sementara PKS melakukan hal yang sama saat masa pemerintahan Joko Widodo.

Namun, Ardli juga menjelaskan bahwa sikap kedua partai ini bisa berubah, tergantung pada dinamika politik di Indonesia.

Ia menegaskan bahwa dalam politik, segala kemungkinan dapat terjadi seiring dengan upaya lobi politik yang dilakukan oleh para elit politik.

Sementara itu, Ardli mengatakan bahwa wajar jika PKB dan NasDem mendukung pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Alasannya adalah pandangan bahwa kedua partai tersebut cenderung pragmatis dalam konteks kekuasaan.

Sebelumnya, PDIP mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md, sedangkan PKS, PKB, dan NasDem mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pasangan presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pemilu 2024, dengan persentase suara 58,59% dari total suara sah nasional.

Exit mobile version