DPP PSI telah menginstruksikan seluruh pengurus, calon legislatif (caleg), dan kader partai untuk mengawasi proses perhitungan suara di semua tingkatan. Instruksi tersebut telah dijalankan dan DPP menerima laporan mengenai beberapa kesalahan yang terjadi.
Ketua DPP PSI, Cheryl Tanzil, menyatakan bahwa ia telah menemukan kesalahan input selama turun ke berbagai kecamatan, contohnya di sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta Utara.
”Saya sudah turun ke berbagai kecamatan dan menemukan kesalahan input. Misalnya di sebuah TPS di Jakarta Utara. Batang lidi mencatat 35 tapi di kolom angka ditulis 25. Ada pengurangan 10 suara. Itu baru satu caleg PSI dan satu TPS. Terbayang kalau dikalikan 12 ribuan TPS di satu dapil,” kata Ketua DPP PSI Cheryl Tanzil, Sabtu (24/2), dikutip dari Jawapos.com.
Salah satu contohnya adalah ketika batang lidi mencatat 35, namun angka yang ditulis di kolom seharusnya 25, mengakibatkan pengurangan 10 suara untuk satu caleg PSI dan satu TPS. Cheryl mengingatkan bahwa temuan semacam itu hanya merupakan contoh dari ribuan TPS di satu dapil.
Temuan-temuan ini berasal dari pengawasan yang dilakukan oleh para pengurus, caleg, dan kader PSI. Cheryl menekankan bahwa tanpa pengawalan dan pengawasan dari pihak internal, temuan-temuan tersebut tidak akan sampai ke DPP.
Cheryl menegaskan bahwa mengawal suara adalah hak konstitusional setiap peserta pemilu, dan setiap suara merupakan amanat rakyat yang tidak boleh disia-siakan. PSI menggunakan hak tersebut untuk memastikan tidak ada suara rakyat yang hilang, dengan optimisme tetap melewati parliamentary threshold 4 persen dan lolos ke Senayan.
