Berita  

Menghitung Dampak Gabungnya Koalisi Surya Paloh dengan Prabowo-Gibran

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Belakangan ini ramai terkait pemanggilan Ketum Partai NasDem Surya Paloh ke istana oleh Presiden.

Atas pemanggilan tersebut, banyak asumsi yang beredar bahwa NasDem akan merapat ke koalisi Prabowo-Gibran.

Pakar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sukri Tamma menekankan, dalam dunia politik semua hal bisa terjadi.

Maka dari itu, Prof Sukri mengatakan, tidak ada yang dinafikan, apakah NasDem akan bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran atau tidak.

“Atau ada urusan lain, tentu kita akan menunggu konfirmasi hasil pertemuan tersebut,” ujar Prof Sukri kepada fajar.co.id, Minggu (18/2/2024).

Dikatakan Prof Sukri, publik bisa berasumsi bahwa pemanggilan Surya Paloh bisa dikaitkan dengan kecenderungan hasil Pilpres.

“Hasil quick countnya sudah keluar, meskipun kita masih menunggu real countnya dari KPU, itu ada kaitannya,” Prof Sukri menuturkan.

Terlebih, kata Prof Sukri, ketika mencermati posisi Surya Paloh di Partai NasDem yang merupakan pemegang tonggak kekuasaan.

Selain itu, dibeberkan Prof Sukri, kecenderungan perolehan suara Partai NasDem yang cukup besar pada angka 10 persen.

“Ini cukup besar buat Jokowi kalau memang mau mensupport full tidak hanya pada Pilpres ini, dan juga pada periode kepemimpinan nanti, misalnya dimenangkan oleh Prabowo-Gibran,” lanjutnya.

Maka dari itu, menurut Prof Sukri, Prabowo-Gibran butuh dukungan Partai Politik lain mengingat sejauh ini suara Partai Pendukungnya tidak mencapai 40 persen.

“Pendukung Prabowo-Gibran, hanya Gerindra, Demokrat, Golkar dan PAN. Itu suaranya tidak sampai 40 persen, artinya masih sangat kurang kalau harus berhadapan dengan yang lainnya,” ucapnya.

Exit mobile version