Berita  

Kritik Terhadap Jokowi Semakin Meluas oleh Akademisi, Guru Besar dan Dosen Filsafat Se-Indonesia Memperingatkan Ancaman Pemimpin Lancung

Kritik terhadap Presiden Jokowi semakin meluas di kalangan akademisi di berbagai kampus. Mereka secara bersama-sama menegur Presiden agar kembali ke koridor demokrasi.

Salah satunya datang dari ratusan sivitas akademika Sekolah Tinggi Filsafat (STF) dan Teologi di seluruh Indonesia. Para guru besar dan dosen filsafat dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menilai bahwa Jokowi menjalankan kekuasaan secara curang dan merusak etika.

Dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube STF Driyarkara, Ketua STF Driyarkara Jakarta, Simon Petrus Lili Tjahjadi mengingatkan Jokowi dan jajaran pemerintahannya untuk bersikap jujur dan adil.

Mereka menyatakan sikap itu dalam ‘Seruan Jembatan Serong II’. Mereka menegaskan bahwa Mukadimah UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia berdiri untuk menjadikan setiap rakyatnya hidup merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pemerintah pun dibentuk demi mencapai tujuan tersebut.

Para guru besar dan dosen itu mengingatkan bahwa negara tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan kelompok.

Mereka menyerukan agar Jokowi mengingat sumpah jabatan untuk berbakti kepada nusa dan bangsa. Jokowi juga diminta untuk berkompas pada hati nurani dan berpegang secara konsisten pada Pancasila, dasar filsafat, dan moral fundamental.

“Kembalikan kehormatan eksistensi Indonesia dengan menghormati nilai-nilai politik yang diwariskan para pendiri bangsa kita, bukan malah merusaknya lewat pelanggaran konstitusional, dan akal-akalan undang-undang yang menabrak etika berbangsa dan bernegara,” ujar Simon.

Exit mobile version