Debat presiden ketiga membuat rencana pembelian Jet Tempur Mirage 2000-5 bekas Qatar sangat kontroversial. Meskipun sebenarnya pemerintah telah menunda rencana tersebut karena keterbatasan fiskal.
Menurut Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim, rencana pembelian tersebut menjadi kontroversial karena menyangkut masa depan bangsa dan negara. Seorang pemimpin, katanya, seharusnya tidak melakukan hal tersebut, bahkan jika itu hanya sebatas rencana.
“Ini mengisyaratkan bahwa seorang calon pemimpin tidak memperhatikan bangsa dan negaranya. Apalagi terhadap prajurit yang akan mengoperasikan jet tempur itu,” ujarnya, Selasa (9/1).
Ramli menjelaskan bahwa banyak diskusi yang membahas rencana pembelian pesawat ini, Mirage 2000-5 bekas sangat beresiko. Belum lagi, harganya yang mahal dinilai sangat membuang-buang anggaran negara.
Pesawat jet tempur ini sebenarnya pernah akan dihibahkan Pemerintah Qatar untuk Indonesia di era Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono. Juwono menolak hibah tersebut karena biaya perawatannya yang akan memakan anggaran cukup besar.
“Hibah ini ditolak, malah sekarang mau dibeli Prabowo dengan anggaran dari APBN Rp12,4 triliun untuk 12 jet tempur,” sesalnya.
Menurut Ramli, anggaran sebesar itu seharusnya lebih diprioritaskan untuk belanja pembangunan. Misalnya, digunakan untuk membangun ruang kelas untuk anak-anak generasi penerus bangsa.