Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa data pertahanan, termasuk alat utama sistem senjata (alutsista), tidak dapat dibuka sepenuhnya. Menurutnya, data pertahanan melibatkan strategi besar negara.
“Enggak bisa semuanya dibuka kayak toko kelontong, enggak bisa, enggak bisa, ya,” kata Jokowi saat berkunjung kerja di Serang, Banten, Senin.
Pernyataan Jokowi terkait dengan permintaan calon presiden agar data pertahanan dibuka secara transparan kepada publik dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1) malam.
Jokowi menekankan bahwa banyak hal yang berkaitan dengan pertahanan memang harus dirahasiakan karena menyangkut keamanan.
“Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka, tetapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut sebuah strategi besar negara,” ujarnya.
Dalam debat ketiga Pilpres 2024, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik pembelian alutsista bekas oleh capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Ganjar dan Anies yakin bahwa penggunaan alutsista bekas berisiko terhadap keselamatan prajurit. Ganjar bahkan meminta data dibuka transparan ke publik saat itu juga.
Meskipun demikian, Prabowo menjawab kritik tersebut. Dia menjelaskan bahwa pembelian alutsista tidak dilihat dari baru atau bekasnya, tetapi dari masa pakainya, misalnya, jam terbang (flying hour) untuk pesawat. Prabowo juga menyampaikan bahwa data pertahanan tidak bisa dibuka begitu saja saat itu. (ant/jpnn/fajar)