Pembatasan kampanye politik di tempat pendidikan, termasuk Pondok Pesantren, membuat para santri yang masuk kategori usia pemilih pemula (17-23 tahun) atau kaum gen Z, kurang tersentuh dengan pemaparan visi misi para Capres-Cawapres terutama di masa kampanye seperti ini.
Hal tersebut dirasakan oleh dai muda, Gus Abdul Qohir, dari Pondok Pesantren Al Muchtar, Perwira Bekasi Utara. Dia memiliki perhatian khusus bahwa dunia pesantren, terutama pemilih muda (Gen Z) di lingkungan pesantren, tidak mendapatkan literasi politik yang cukup untuk bisa menelisik visi misi dan memilih pemimpin selanjutnya yang tepat untuk negeri ini.
Kekhawatiran ini membuat Gus Abdul Qohir, yang saat ini tengah menyelesaikan studinya di jurusan Islamiyah Syariah, Universitas Al Azhar, Kairo Mesir, berniat menyumbangkan sebuah Lagu Nasyid berjudul “Inilah Jalanku” yang bisa dilihat di chanel youtube Almuchtar.Tv.
Lagu tersebut dia ciptakan tahun lalu untuk pasangan Capres-Cawapres yang ia kagumi, yakni Pasangan No urut 1, Anies Baswedan dan Gus Muhaimin (AMIN).
Gus yang juga lulusan dari Pondok Pesantren Gontor ini berharap lagu ciptaannya bisa diterima dengan baik oleh pasangan AMIN dan juga bisa bermanfaat membantu untuk lebih memperkenalkan sosok AMIN di kalangan para santri dan lingkungan pondok pesantren.
“Pasangan AMIN ini kan berasal dari kalangan pondok dan juga kalangan pendidik, cocok dengan Marwah lagu ‘Inilah Jalanku’ yang kembali mengingatkan Para Orang Tua, santri dan kita semua akan hakikat dan tujuan untuk ‘mondok’ mencari ilmu.”