Pembagian surat suara Pemilu 2024 yang bocor di Taipei, Taiwan dianggap sebagai sesuatu yang dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu yang damai. Beberapa pihak menduga bahwa hal ini dilakukan dengan sengaja untuk menguntungkan salah satu pasangan calon.
Muhammad Al Fajri, Sekretaris Fanta Sulsel Relawan muda Prabowo-Gibran, menyatakan bahwa Pemilu damai merupakan harapan semua masyarakat dan tidak boleh diganggu oleh hal-hal yang tidak begitu penting. Dia menegaskan bahwa Pemilu adalah momentum pesta demokrasi yang harus dijalani dengan senang, riang, dan gembira.
Al Fajri juga berharap KPU dan Bawaslu segera bertindak terkait hal ini agar tidak menimbulkan citra buruk bagi penyelenggara. Adi Suryadi Culla, pakar politik dari Universitas Hasanuddin, menyayangkan kejadian ini sebagai sebuah insiden dan menekankan pentingnya untuk memberikan klarifikasi secara terbuka kepada masyarakat mengenai kejadian ini.
Kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan netralitas penyelenggara dapat tergerus akibat insiden ini, sehingga KPU dan Bawaslu dianggap hanya sebagai simbol semata namun tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Culla menegaskan bahwa KPU dan Bawaslu perlu segera mengklarifikasi insiden ini agar kepercayaan masyarakat tidak terkikis dan masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap integritas penyelenggara Pemilu.
