FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Analis Ekonomi Unismuh Makassar Abdul Muttalib membeberkan analisisnya terkait debat Cawapres tadi malam.
Abdul menyatakan bahwa gaya komunikasi Gibran Rakabuming Raka masih perlu diperkuat. Termasuk di antaranya mengeluarkan isu yang belum waktunya diperdebatkan seperti carbon capture ke prof Mahfud MD.
Termasuk mengeluarkan istilah SGIE (issu ekonomi syariah global) yang sengaja menjebak Muhaimin Iskandar.
Sementara, Prof Mahfud juga relatif sama, dari sisi public speaking, retorika berbicara ataupun pengetahuan teknokrasi pemerintahan di sektor ekonomi, dia memiliki pengetahuan yang cukup.
“Meski tentu tidak menguasai secara lebih dalam karena memang bukan keahliannya di isu ekonomi,” ujarnya.
Ia mengatakan meskipun terdapat kritik terhadap keterbatasan pengetahuan ekonomi dari beberapa cawapres, namun masih dinilai bahwa ajang debat masih relevan bagi pemilih dalam menentukan pilihan di Pilpres.
“Kritik-kritik ini mencerminkan evaluasi terhadap kinerja para cawapres dalam menyampaikan gagasan dan visi-misi ekonomi, serta menyoroti keterbatasan pengetahuan dan kemampuan komunikasi dalam konteks isu ekonomi,” ujarnya.
Analis Ekonomi Unhas Andi Nur Bau Masape menyatakan saat ini Indonesia membutuhkan pemikiran cawapres yang memahami kondisi ekonomi saat ini.
“Yang harus dipahami adalah kebijakan ekonomi apa yang akan dijalankan bila terpilih menjadi pemimpin, bagaimana alokasi anggaran yang mereka siapkan, bagaimana mereka meningkatkan pendapatan nasional, seperti apa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal,” ujarnya.