Debat cawapres akan diselenggarakan pada 22 Desember 2023 mendatang. Debat kedua ini akan membahas topik tentang ekonomi, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Meskipun begitu, sedikit perhatian dari publik yang diberikan kepada debat cawapres itu. Karena tetap diwakili oleh capres masing-masing. Berbeda dengan debat pilpres 2019 sebelumnya.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief, menyatakan bahwa posisi wapres seperti ban serep. Sehingga debat cawapres dianggapnya hanya formalitas belaka.
“Menurut UUD, wapres itu ban serep. Tidak punya tanda tangan kebijakan. Kalau Presiden menugaskan kewenangan itu bagian dari kewenangan Presiden. Debat Cawapres itu hanya formalitas belaka,” kata Andi Arief dalam Platform X, Selasa (19/12/2023).
Menanggapi hal tersebut, Kader PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menyindir cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, sebagai ban serep Prabowo Subianto.
“Ini pesan serius kepada pendukung Gibran yang akhirnya memilih Prabowo. Gibran itu cuma ban serep dan formalitas belaka,” ungkap Ferdinand Hutahaean.
Menurutnya, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, akan lebih berperan jika Prabowo-Gibran terpilih.
“Jangan berharap bahwa Gibran akan mendapat peran. Saya yakin bang Dasco akan lebih berperan daripada Gibran nantinya,” ujarnya.
Sementara itu, loyalis Ganjar Pranowo, Denny Siregar, menyebut konsep itu menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan.
“Konsep bahwa ‘Wapres adalah ban serep’ inilah yang membuat adanya penyalahgunaan kekuasaan,” tutur Denny Siregar.