Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mahasiswa, dan dosen di Surabaya melakukan aksi pemilu damai tanpa provokasi di Amphitheater Kampus B Unair, Kamis (21/12).
Aksi ini dilakukan karena mereka khawatir melihat banyaknya buzzer politik yang mengarahkan opini dengan menyerang calon presiden.
Dalam aksi bertema BEM Unair Memanggil Mahasiswa Mengawal Pesta Demokrasi Tanpa Provokasi, PMII, GMNI, GMKI, dan HMI juga turut serta menyuarakan pemilu damai.
Selain itu, sekitar 250 mahasiswa menandatangani kesepakatan untuk pemilu damai tanpa provokasi. Perwakilan BEM Unair, BEM Unesa, BEM Universitas Pembangunan Nasional Surabaya, BEM ITS, mahasiswa Unair dan UM, dosen, dan organisasi mahasiswa turut menandatangani deklarasi tersebut.
“Boleh mengkritisi, tetapi harus tetap mengedepankan moral. Mari kawal demokrasi tanpa provokasi agar pemilih lebih cerdas memilih pemimpinnya,” kata mahasiswa FISIP Unair Ambu dalam orasinya.
Presiden BEM Unair Anang Jazuli mengatakan pesta demokrasi ini harus dijaga agar tercipta pemilu yang damai. Dia yakin bahwa pemilu yang jujur dan adil mampu menciptakan pesta demokrasi yang damai tanpa provokasi.
“Kami mengimbau kepada mahasiswa sebagai insan intelektual, golongan akademis yang mengedepankan pola pikir kritis untuk tetap menjunjung tinggi etika dan fokus pada substansi bukan menjelekkan seseorang,” katanya.
Pihaknya setuju bahwa kritik harus tetap disuarakan, substansi harus tetap disampaikan, tetapi tetap mengedepankan etika.