Merawat orang yang terkena demensia merupakan tugas yang tidak mudah dan membutuhkan ketabahan. Itulah yang dijalani oleh Sulistiyah, seorang ibu rumah tangga di Jakarta yang telah menjadi caregiver bagi suaminya, Arif Permana, sejak delapan tahun lalu. Arif mengidap Alzheimer pada usia 47 tahun, yang masih tergolong muda untuk penyakit tersebut. Gejala awalnya meliputi sering lupa terhadap berbagai hal, seperti ucapannya sendiri, lokasi parkir, dan jalan pulang.
Menurut Sulis, gaya hidup yang tidak sehat selama bertahun-tahun serta ritme kerja tidak teratur saat Arif masih bekerja sebagai wartawan dapat menjadi pemicu Alzheimer. Sekarang, Arif harus bergantung pada bantuan orang lain untuk menjalani aktivitas sehari-hari karena kondisinya yang semakin memburuk.
Sulis awalnya berusaha merawat suaminya sendirian, namun kemudian menyadari pentingnya bantuan profesional. Kini, ia rutin melibatkan tenaga home care dalam perawatan harian Arif. Dukungan dari keluarga, terutama anak-anaknya, memberikan kekuatan bagi Sulis untuk tetap kuat dalam menghadapi situasi ini.
Selain itu, bergabung dengan komunitas Alzheimer’s Indonesia (ALZI) juga memberikan dukungan emosional bagi Sulis. Di sana, ia bertemu dengan caregiver lain yang menghadapi situasi serupa dan dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Seiring berjalannya waktu, Sulis berusaha mengedukasi anak-anaknya tentang kondisi medis ayah mereka, sehingga mereka juga ikut berperan dalam merawat Arif.
Bagi Sulis, anak-anaknya menjadi alasan utama untuk tetap kuat dan tidak menyerah. Selain merawat suaminya, ia juga belajar banyak hal dari pengalaman di komunitas ALZI tentang cara merawat dan menjaga kesehatan mental. Melalui perjuangan ini, Sulis menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam merawat orang tersayang yang mengidap demensia.