Anxiety semakin sering dibicarakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di media sosial. Banyak orang mengakui merasakan anxiety dalam berbagai situasi, mulai dari tekanan pekerjaan hingga interaksi sosial. Namun, tidak semua perasaan cemas dapat dianggap sebagai masalah kesehatan mental seperti yang disampaikan oleh Founder & Psychologist Amanasa, Caca Tengker. Menurutnya, cemas adalah emosi dasar manusia yang wajar dan seharusnya tidak dianggap negatif.
Caca menjelaskan bahwa cemas adalah sebuah emosi dasar manusia yang memiliki fungsi layaknya emosi lainnya seperti senang, marah, takut, sedih, dan jijik. Emosi ini muncul sebagai respons terhadap situasi yang mungkin akan terjadi di masa depan. Sebagai contoh, saat seseorang ingin menyeberang jalan, rasa cemas dapat memicu kehati-hatian untuk memastikan keselamatan.
Namun, kecemasan baru dikategorikan sebagai gangguan mental ketika intensitasnya berlebihan, muncul terus-menerus, dan mengganggu aktivitas sehari-hari baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Caca menekankan pentingnya profesionalisme dalam menangani masalah kesehatan mental dan mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dalam mengelola emosi, termasuk rasa cemas.
Menurutnya, mengambil langkah-langkah diagnostik sendiri berdasarkan informasi dari internet atau pengalaman orang lain dapat berisiko memperburuk kondisi dan menimbulkan kesalahpahaman terhadap kesehatan mental. Caca juga memperingatkan agar masyarakat tidak ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater jika merasa memerlukan pertolongan dalam mengatasi kecemasan yang berlebihan. Semua emosi, termasuk rasa cemas, adalah bagian alami dari manusia dan harus diterima serta dikelola dengan bijak.