Bahaya Hepatitis B dan C: Rusak Hati Tanpa Gejala

Hepatitis B dan C merupakan dua jenis penyakit yang sangat berbahaya untuk kesehatan hati. Kedua virus ini sering disebut sebagai silent killer karena mampu merusak hati tanpa menunjukkan gejala pada tahap awal infeksi. Prof David H Muljono, Ketua Komite Ahli Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP), menjelaskan bahwa kedua virus ini dapat menyebabkan peradangan pada sel hati yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat berkembang menjadi fibrosis atau bahkan kanker hati.

Gejala awal dari penyakit hepatitis seperti rasa lesu, mual, atau urine berwarna gelap sering diabaikan karena mirip dengan keluhan sehari-hari yang ringan. Dalam banyak kasus, pasien tidak menyadari gejala sampai hati sudah mengalami kerusakan parah. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa masih banyak warga Indonesia yang terinfeksi hepatitis B dan C namun belum terdiagnosis atau mendapatkan pengobatan yang tepat. Untuk mengatasi hal ini, Kemenkes telah mengintegrasikan layanan deteksi dan pengendalian hepatitis ke dalam Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan skrining dan mempercepat eliminasi hepatitis B dan C di Indonesia.

Inisiatif ini juga termasuk pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil, dimana data tahun 2024 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang reaktif HBsAg telah menerima vaksin hepatitis B dan imunoglobulin (HBIG) dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Direktur Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini, menekankan bahwa target eliminasi hepatitis pada tahun 2030 harus didukung dengan layanan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk layanan berbasis komunitas.

Deteksi dini, edukasi masyarakat, dan integrasi layanan kesehatan adalah kunci untuk mencegah penyebaran penyakit hepatitis yang dapat merusak hati tanpa gejala pada tahap awal infeksi.

Source link