Kanker payudara tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan perempuan di Indonesia, dengan tingkat kematian tertinggi ketiga akibat kanker secara nasional. Data dari GLOBOCAN 2022 menunjukkan bahwa kanker payudara menyumbang 30,1 persen kasus kanker baru pada perempuan di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara pada perempuan di seluruh dunia pada 2022, dengan 670 ribu kematian. Deteksi dini menjadi kunci penting dalam penanganan kanker payudara, dengan peluang kesembuhan yang lebih tinggi jika penyakit tersebut ditemukan pada stadium awal.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara antara lain adalah melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulan, SADANIS (Pemeriksaan payudara oleh tenaga medis) secara berkala, mamografi atau USG payudara untuk wanita dengan risiko tinggi atau di atas usia 40 tahun, menjaga pola makan dan berat badan ideal, rutin berolahraga, menghindari paparan zat karsinogenik dan konsumsi alkohol, memastikan cukup tidur, dan mengelola stres. Gejala awal kanker payudara juga perlu diwaspadai, seperti benjolan, perubahan bentuk payudara, keluarnya cairan abnormal dari puting, atau perubahan tekstur kulit di area payudara.
Dalam Bulan Peduli Kanker Payudara, banyak pihak berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat. Forvita contohnya, telah memberikan donasi kepada Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan deteksi dini. Program ini bertujuan meningkatkan edukasi tentang kanker payudara dan pola hidup sehat melalui berbagai kegiatan, seperti talkshow kesehatan, radshow memasak sehat, instalasi Standing Mirror Solidaritas, kampanye digital, dan buku resep sehat bagi survivor kanker payudara. Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar, menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan pentingnya upaya bersama untuk mengurangi kasus kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.
