Pandemi Covid-19 telah menyebabkan penggunaan ponsel semakin meningkat, yang kemudian berdampak pada peningkatan kasus sakit leher. Menurut dr Andra Hendriarto, SpOT, Spesialis Ortopedi Konsultan Spine di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, sejak pandemi ia banyak menemui kasus sakit leher. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan menggunakan ponsel di berbagai situasi, seperti rapat Zoom, menonton TV, atau streaming drama, yang semuanya dilakukan melalui ponsel. Dr Andra menyarankan untuk mengalihkan kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan di ponsel, seperti menonton TV atau layanan streaming di televisi, dan menggunakan WhatsApp di laptop.
Salah satu pemicu sakit leher adalah menelepon dalam waktu yang lama tanpa headset, sehingga leher terpaksa menekuk ke samping. Dr Andra menyarankan penggunaan headset saat menelepon untuk menghindari masalah ini. Sakit leher umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan fisioterapi, tanpa perlu operasi. Namun, jika sakit leher tidak kunjung mereda selama enam minggu, maka disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Gejala sakit leher bisa meluas hingga ke bahu, tangan, hingga kepala.
Untuk menjaga kesehatan tulang belakang, termasuk leher, dr Andra menyarankan untuk memperbaiki postur tubuh saat duduk dan berdiri dalam posisi yang ergonomis. Hindari posisi statis dalam waktu lama dan lakukan stretching setiap satu jam untuk merilekskan otot. Selain itu, penting untuk menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, tidur cukup, makan sehat, dan mengendalikan stres. Dengan cara-cara ini, diharapkan dapat mencegah atau mengatasi sakit leher yang disebabkan oleh penggunaan ponsel yang berlebihan selama pandemi Covid-19.