Jika sedang belajar Bahasa Jepang, pasti pernah mendengar kata “watashi”. Kata ini sangat umum digunakan, terutama oleh pemula. “Watashi” adalah kata ganti orang pertama dalam Bahasa Jepang yang berarti “saya” dalam Bahasa Indonesia. Kata ini bersifat netral dan bisa digunakan oleh pria maupun wanita dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal. “Watashi” sering digunakan saat berbicara dengan orang yang tidak terlalu akrab atau dalam konteks yang sopan. Dalam contoh penggunaan, “watashi” digunakan untuk menunjukkan diri sendiri sebagai subjek kalimat, membantu menjelaskan siapa yang melakukan atau menyukai sesuatu.
“Watashi” cocok digunakan dalam situasi berbicara dengan orang yang lebih tua atau atasan, dalam situasi formal seperti wawancara kerja atau presentasi, dan ketika ingin bersikap sopan dan netral. Namun, dalam percakapan santai dengan teman dekat, orang Jepang sering menghilangkan “watashi” karena subjek sudah jelas dari konteks.
Selain “watashi”, Bahasa Jepang memiliki banyak kata ganti orang pertama lainnya tergantung pada konteks, gender, dan tingkat formalitas. Contoh kata ganti lainnya seperti “boku”, “ore”, “atashi”, “watakushi”, “jibun”, “washi”, “uchi”, “oira”, “atakushi”, dan “shousei”. Memilih kata ganti yang tepat tergantung pada situasi, gunakan “watashi” jika ragu karena ini pilihan paling aman, hindari “ore” atau “atashi” dalam situasi formal, dan perhatikan lawan bicara dan konteks budaya.
Bagi pemula yang belajar Bahasa Jepang, “watashi” adalah kata dasar yang mudah diingat dan sering digunakan, membantu dalam membangun kalimat sederhana dan berkomunikasi dengan percaya diri. Menguasai “watashi” membantu dalam berkomunikasi yang tepat sesuai konteks, dan memahami variasi kata ganti lainnya akan memperkaya kosakata dan membuat percakapan lebih alami. Sehingga, “watashi” adalah kata ganti serbaguna yang wajib dikuasai dalam belajar Bahasa Jepang.